Jelajah Bali Lebih Seru Tanpa Tour Guide dan Travel Agent (part 1)

Halo Travelers! Ini adalah artikel pertama dari Seri Jelajah Bali Tanpa Tour Guide dan Travel Agent. Sebagai Warga Negara Indonesia (WNI), kita beruntung banget nih kita punya Bali dan kita nggak perlu paspor apalagi visa untuk mengunjungi Bali. Makanya, rasanya kurang afdhol kalo kita nggak jalan-jalan ke Bali minimal sekali seumur hidup.

Buat Travelers yang belum pernah ke Bali, aku mau share ceritaku selama aku liburan di sana. Total, di sana kami menghabiskan waktu selama 9 hari 8 malam di bulan Mei 2023 yang mana buat kami ini waktu yang lumayan panjang buat liburan. Tapi, kamu nggak usah khawatir. Kamu nggak harus kok sampai 9 hari di sana. Kamu bisa baca seri artikel ini sampai tuntas dan kamu bisa pilih sendiri destinasi yang ingin kamu kunjungi. Nggak cuma destinasi, aku juga bakal share semua aspek penting dalam liburan ini seperti budget, transportasi, makanan, dll.

Destinasi Wisata

Selama di Bali ini adalah daftar tempat wisata yang kami kunjungi:
  • Mall Beach Walk
  • Pantai Kuta
  • Pantai Tanah Lot
  • Garuda Wisnu Kencana (GWK)
  • Wahana Air di Tanjung Benoa
  • Resto Seafood di Jimbaran
  • Pantai Pandawa
  • Pantai Melasti
  • Pura Uluwatu
  • Pura Ulun Danu Beratan, Bedugul
  • Staycation di Ubud
  • Cafe di daerah Danau Batur, Kintamani
  • Pantai Atuh/Diamond Beach, Nusa Penida
  • Pantai Kelingking, Nusa Penida
  • Broken Beach, Nusa Penida
  • Belanja oleh-oleh

Hari ke-1: Berangkat!

Pada hari pertama, kami mengunjungi destinasi ini:

  • Mall Beach Walk dan Candylicious
  • Pantai Kuta

Setelah perburuan tiket berbulan-bulan sebelumnya, beruntung kami dapat tiket yang lumayan terjangkau sekitar 700 ribuan dengan maskapai TransNusa. Kami terbang dari bandara Soekarno-Hatta di Tangerang pada pagi hari sekitar pukul 08.30 WIB menuju bandara I Gusti Ngurah Rai di Badung, Bali. Pesawat kami mendarat sekitar pukul 11 siang WITA.

Mumpung masih di bandara, jangan lewatkan buat ambil foto di landmark yang ada di bandara. Apalagi kalo bukan tulisan "Bali" yang unit dan pastinya instagrammable. Lokasinya ikuti saja jalan keluar dari terminal kedatangan, pasti bakal ketemu tulisan raksasa itu.

Spot foto di Bandara Bali
Spot foto di Bandara Bali

Karena kami tiba sekitar tengah hari, jadi kami memutuskan untuk mampir makan siang sekalian di bandara. Seperti biasa, karena bingung mau makan apa sekaligus cari yang pasti halal, akhirnya kami makan siang di rumah makan sejuta umat Indonesia, apalagi kalau bukan Solaria. Makan plus minum per orang habis sekitar 60 ribu rupiah sudah termasuk pajak.

Sudah kenyang, kami lanjut jalan ke arah parkiran motor bandara. Lokasinya kamu bisa cari di Google Maps. Di sana kami sudah janjian dengan petugas rental motor untuk ketemu tepat di jalan di sisi parkiran motor. Waktu itu kami kena tarif 70 ribu per hari, tapi karena kami book untuk lebih dari seminggu, total kami diberi harga 465 ribu Rupiah saja selama 8 x 24 jam. Untuk rental motor dan jenis motornya kamu bisa cari sendiri secara online, ada banyak banget jadi nggak perlu khawatir nggak kebagian. 

Catatan, kalau kamu mau liburan pada masa libur panjang lebih baik book kendaraan jauh-jauh hari, setidaknya satu minggu sebelum kedatangan. Untuk menghemat biaya, kalau kamu nggak bawa koper besar, aku sarankan kamu janjian ambil dan kembalikan motor di bandara saja jadi nggak perlu naik taksi lagi ke hotel.

Baca juga: Tips membawa pakaian di tas ransel/backpack anti kusut.

Check In Hotel

Dari bandara kami bawa motor langsung ke hotel di daerah Kuta yang ternyata lumayan dekat dari bandara. Kami menginap di hotel Grand Barong Resort. Hotel ini memang bukan yang termurah di daerah situ, tapi setidaknya yang reviunya paling mending. Lokasinya ada di gang Poppies, pas di samping mall Beach Walk masuk sekitar 300 meteran. FYI, mall Beach Walk letaknya persis di seberang jalan Pantai Kuta, jadi kami bisa jalan kaki dari hotel ke pantai.

Waktu itu kami dapat harga per malam 600 ribuan dan itu cukup mahal menurut kami. Tapi karena kami kepingin banget hotel yang walkable dari pantai Kuta, kami book selama 2 malam di sana. Yang bikin kaget, ternyata kami mendapat kamar tipe Family Room dengan 2 kamar di dalamnya jadi bisa muat 4 orang. Kamar mandinya bahkan dilengkapi bathup. Selain itu, terdapat balkon yang menghadap ke kolam renang. Setelah melihat fasilitasnya, kami jadi maklum kalau harganya lumayan mahal, ternyata kami memang sudah kehabisan kamar tipe untuk 2 orang saja.

Catatan, hotel ini kurang cocok untuk kamu yang mau bawa/sewa mobil karena letaknya di dalam gang. Walaupun sebenarnya mobil masih bisa masuk, tetapi parkiran sempit. Pada waktu itu sepertinya hanya kami tamu orang Indonesia, sisanya orang asing semua. Jadi bisa kebayang ya suasananya beda banget. Terdapat bar yang menjadi satu bangunan dengan hotel, tapi tidak berisik, jadi aman, Sekitar hotel banyak bar dan tepat di seberang hotel ada CircleK yang cukup menolong kalau tiba-tiba lapar tengah malam.

View dari balkon

Salah satu kamar


Gang Poppies

Mall Beach Walk

Sebelum ke Pantai Kuta, kami mampir dulu ke Beach Walk karena letaknya memang diujung gang Poppies dan di seberang pantai. Mall ini cukup unik untuk dikunjungi karena nggak cuma ada tenant produk branded dan makanan tapi juga ada area outdoor dengan taman. Bahkan kita bisa lihat pantai Kuta dari taman di lantai atas.

Area semi outdoor di tengah mall

Area taman di lantai atas

Tujuan kami ke Beach Walk sebenarnya adalah berburu coklat di Candylicious. Toko ini wajib kamu kunjungi kalau kamu penggemar coklat dan permen. Di sini coklat atau permen ada yang dijual satuan tapi ada juga yang dijual per ons. Pilihannya banyak banget, jujur kami sampai bingung pilih yang mana.

Permen dan coklat yang dijual per ons

Pantai Kuta

Puas berburu coklat, kami lanjut menyeberang jalan ke Pantai Kuta. Kami sengaja menunggu sampai sore di mall sambil menunggu waktu sunset. Waktu kami ke sana, pantainya tidak terlalu ramai, jadi nyaman buat dinikmati. Langit sedang bersih, pantai pun bersih, dan air tidak sedang pasang, bersyukur kami datang di waktu yang tepat. Oiya, masuk Pantai Kuta ini gratis ya!

Pantai Kuta ketika masih siang

Matahari masih tinggi

Ternyata menjelang sunset pantai sudah ramai. Maklum kami datang di hari Sabtu. 

Sunset di Pantai Kuta

Makan Malam

Matahari sudah terbenam, sudah nggak ada yang bisa dilihat di Pantai Kuta, hehe. Kami jalan kembali ke hotel untuk mandi dan istirahat sebentar. Setelah siap kami langsung bawa motor ke Warung Muslim Moro Seneng Ibu Tien di Jalan Raya Kuta. Dari hotel ke warung naik motor sekitar 10 menit jika jalanan lancar.

Warung ini menjual berbagai makanan rumahan khas Jawa Timur. Nggak hanya lauk rumahan mereka juga menjual menu soto dan rawon. Aku rekomendasikan rawonnya yang menurutku sedap banget. Makan di sini per orang habis sekitar 30 s.d. 50 ribuan sudah termasuk minum tergantung menu yang dipilih. Sayangnya, kami nggak ambil foto di sini, tapi kamu bisa dengan mudah temukan di Google Maps.

Hari ke-2

Cerita perjalanan kami pada hari ke-2 akan aku bagikan di artikel berikutnya, klik di sini untuk membaca. Nggak cuma itu, aku juga bakal share file rencana perjalanan atau travel itinerary kami selama di Bali. Jadi, kamu yang mau ke Bali tanpa tour guide atau travel agent nggak perlu khawatir kebingungan walaupun baru pertama kali ke sana. Pastikan saja kamu baca sampai artikel terakhir ya!

Terima kasih sudah mampir ke maujalan.com, sampai ketemu di artikel ke-2.

Posting Komentar untuk "Jelajah Bali Lebih Seru Tanpa Tour Guide dan Travel Agent (part 1)"