Jelajah Bali Hari Ketiga: Tanjung Benoa dan Jimbaran
Halo Travelers!
Sekarang kita memasuki artikel ketiga dari Seri Jelajah Bali Lebih Seru Tanpa Tour Guide dan Travel Agent. Buat kamu yang belum baca trip kami di hari pertama dan kedua, kamu bisa baca dulu lewat link berikut:
- Jelajah Bali Hari Pertama: Beach Walk Bali dan Pantai Kuta
- Jelajah Bali Hari Kedua: Pantai Tanah Lot dan Taman Garuda Wisnu Kencana (GWK).
Di hari ketiga ini kami mengunjungi dua destinasi yaitu:
- Pantai Tanjung Benoa
- Pantai Jimbaran
Pindah Hotel
Seperti biasa ketika menginap di hotel, agenda pagi hari kami sarapan dulu di resto hotel masih di Hotel Grand Barong. Setelah itu kami mandi dan kemas-kemas karena kami akan check out pagi-pagi. Sekitar pukul 8 kami check out.
Selanjutnya, dengan motor kami bawa semua barang kami ke hotel berikutnya yaitu Diamond Hotel Kuta Bali. Hotel ini terletak di Jalan Raya Kuta sekitar 15 menit dari hotel pertama atau kawasan Pantai Kuta. Kami memang hanya menginap dua malam di hotel sebelumnya karena kami hanya kebagian kamar tipe family yang cukup mahal buat kami walaupun memang sepadan dengan fasilitasnya. Di Diamond Hotel ini kami dapat kamar seharga sekitar 350 ribuan per malamnya. Jadi, memang jauh lebih hemat dan sesuai budget kami. Di hotel ini kami juga akan menginap selama dua malam saja.
Karena kami datang sekitar pukul 8 pagi lebih dan belum waktu check in, kami datang untuk menitip tas saja dulu. Untungnya hotel ini dengan senang hati menerima penitipan barang sebelum waktu check in asalkan kita bisa menunjukkan bukti reservasi kita di hari yang sama. Barang bawaan kami di simpan di belakang meja reservasi dan waktu itu kami mendapat semacam kertas atau kartu bukti penitipan barang. Dengan begini, kami jadi tenang meninggalkan barang kami di sana.
Oiya, hotel ini juga punya tempat parkir khusus untuk sepeda motor di rubanah walaupun tidak begitu luas tapi terpisah dengan parkiran mobil. Di sini tempat parkir mobil cukup luas. Kalian yang datang dengan mobil tidak perlu khawatir, hotel ini juga terletak di jalan raya besar.
Pantai Tanjung Benoa
Sekitar pukul setengah 9 pagi kami meluncur ke kawasan Tanjung benoa. Untuk menuju ke sana, kami melalui Sunset Road, Jalan Raya By Pass Ngurah Rai, kemudian masuk Gerbang Tol Ngurah Rai. Jalan tol di Bali ini memang unit karena memiliki jalan khusus sepeda motor. Jadi kamu yang membawa sepeda motor tetap bisa bayar dan masuk ke jalan tol serta dijamin aman karena jalan motor terpisah dari jalan untuk kendaraan roda empat ke atas. Waktu itu biaya tol untuk sepeda motor sebesar 5 ribu rupiah saja.
Setelah masuk tol, ikuti petunjuk arah menuju Nusa Dua. Jangan salah pilih jalan karena tol ini punya dua jalur yaitu tujuan ke Nusa Dua dan tujuan ke Benoa. Uniknya, kalau kita mau ke Tanjung Benoa, justeru kita harus ambil arah ke gerbang Nusa Dua, bukan ke gerbang Benoa.
Motoran lewat jalan tol ini asik banget karena pemandangan kanan kiri adalah laut dan sebagian hutan bakau terlihat di kejauhan. Jalanan juga sangat mulus dan kebetulan ketika kami pergi di weekday (hari senin) jalur ini sangat sepi bebas macet.
![]() |
Gerbang Tol Ngurah Rai |
![]() |
Pemandangan di Jalan Tol |
![]() |
Jalur Roda Dua Terpisah |
![]() |
Gerbang Tol Nusa Dua |
Keluar dari Gerbang Tol Nusa Dua sampai ke kawasan Tanjung Benoa hanya sekitar 10 menit saja jika jalanan lancar. Sebagai informasi, kawasan Tanjung Benoa adalah kawasan wisata pantai yang penuh dengan klub yang menawarkan jasa wahana waterport atau wahana bermain di laut. Jadi biasanya wisatawan datang ke sana memang untuk menikmati wahana yang disediakan, bukan cuma duduk santai atau berjemur seperti halnya di Kuta atau pantai lainnya.
Waktu itu, kami mencari sendiri tempat watersport yang sesuai keinginan dan tentunya budget kami. Ketemulah kami dengan Bali Coral Dive and Water Sport. Ini adalah bagian yang terpenting, carilah informasi wahana apa saja yang kalian inginkan. Kami sendiri mencari dan langsung booking online meskipun waktu itu tidak perlu uang muka, mungkin karena sedang sepi. Kami pilih paket yang berisi 3 permainan sekaligus untuk 2 orang. Wahana yang termasuk dalam paket yang kami pilih adalah Jet Ski, Parasailing, dan Donut Boat. Total untuk 2 orang kami bayar sekitar 500 ribuan.
Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum bermain wahana laut di Tanjung Benoa? Tidak banyak, tapi penting. Pertama, Travelers harus bawa baju ganti. Kalau kami sih, berangkat dengan baju biasa saja baru bawa baju ganti yang lebih keren. Lebih baik gunakan pakaian yang ringan, jangan gunakan celana jeans atau chino. Pakai saja legging untuk perempuan dan celana pendek untuk laki-laki. Bawa tas dengan ukuran yang cukup untuk menyimpan semua pakaian ganti, dan barang berharga seperti dompet dan hape. Kemudian jangan lupa membawa peralatan mandi minimal sabun dan sampo. Untuk handuk, kamu perlu tanyakan dulu apakah mereka menyediakan handuk atau tidak. Bawa juga tas plastik/kresek untuk tempat pakaian basah. Bawa uang tunai yang cukup untuk sekedar beli jajan. Di sana disediakan fasilitas kamar mandi dan loker, jadi tidak perlu khawatir keamanan barangmu.
![]() |
Pantai di Bali Coral Watersport |
![]() |
Fasilitas Kamar Mandi dan Loker |
Sayangnya ketika kami sampai di sana laut sedang pasang. Petugasnya sih bilang aman-aman saja. Jadi pertama kami tetap naik Jet Ski. Masing-masing naik di Jet Ski yang berbeda dan didampingi petugasnya. Saya nggak tau apakah normalnya didampingi seperti ini atau karena sedang pasang saja. Naik Jet Ski ketika ombak pasang lumayan bikin deg-degan, takut kebalik, hehe. Buat kalian yang suka memacu adrenalin, menurut aku ini cocok banget ya. Tapi, gara-gara ombak besar ini istriku jadi agak mabuk/pusing.
Buat kalian yang mau ke Benoa, aku sarankan cek dulu cuaca dan tinggi ombak. Untuk yang belum tau caranya aku punya tipsnya. Kamu bisa baca di tips prediksi cuaca dan kondisi pasang surut air laut.
Selesai naik Jet Ski, kami dinaikkan kapal untuk naik wahana selanjutnya, Parasailing. Wahana ini buat aku menyenangkan ya karena nggak perlu capek, cukup diam aja. Kami ditarik dengan kapal dengan posisi kami memakai semacam parasut membuat kami berdua bisa terbang seperti layangan. Untungnya di sana Parasut bisa menampung sampai 2 orang, jadi kami nggak harus terbang sendiri-sendiri.
Dari ketinggian, kami bisa melihat lautan kawasan Tanjung Benoa yang indah banget. Kekurangannya adalah waktunya sebentar, mungkin hanya sekitar 15 menit. Tapi, buat kalian yang takut ketinggian 15 menit akan terasa seperti satu jam, hehe.
![]() |
Parasailing di Tanjung Benoa |
Habis cosplay jadi layangan, kami istirahat dulu. Istriku semakin parah pusingnya, jadi kita duduk santai di kursi santai yang ada di sana. Kami beli kelapa muda yang memang asli bersama batok kelapanya untuk meredakan mabuk laut. Duduk sambil tiduran di situ rasanya nyaman banget deh, kamu harus coba. Suasana menikmati suara deburan ombak di bawah pohon yang teduh dan angin semilir asli enak banget.
![]() |
Santai di bawah pohon di tepi pantai |
Selesai naik Jet Ski, aku mandi dan ganti baju, kemudian indomie kami datang. Jadi paket kami sudah termasuk makan walaupun ya cuma mi instan tapi lumayan buat mengisi perut setelah digoncang ombak lautan. Apalagi makannya di tepi pantai.
Check In Hotel
Puas bermain air di Tanjung Benoa, sekitar pukul setengah 2 siang kami meluncur kembali ke hotel untuk check in. Sampai di hotel pas sudah waktunya check in, kami menunjukkan bukti penitipan barang sekaligus bukti reservasi dan kami pun bisa istirahat di kamar.
Hotel ini suasananya benar-benar beda dari hotel kami sebelumnya di sekat Pantai Kuta. Di sini rasanya Indonesia banget. Mungkin sekitar 50% lebih tamunya adalah orang Indonesia sedangkan di hotel sebelumnya yang kami tau hanya kami tamu yang bukan turis asing. Jadi, menginap di hotel ini rasanya mirip seperti kalau kamu menginap di hotel-hotel lain di kota-kota di Indonesia. Hotel di tepi jalan besar yang ebih mudah dijangkau dan jauh dari area bar dan klub malam sehingga pada malam hari suasananya sangat sepi dan tenang.
Jujur, untuk harga tidak sampai 400 ribu semalam, fasilitas di kamar sudah sangat bagus. Memang tidak ada bathtub, tapi kamar mandi standar dengan shower dan air panas. Amenity lengkap. Teh, kopi, dan pemanas air minum juga tersedia. Ada lemari untuk pakaian, televisi, kulkas mini, bahkan ada sofa dan meja kecil. Jendela luas, hanya saja pemandangannya kurang menarik walaupun untuk pencahayaan sudah cukup bagus.
Menikmati Seafood di Jimbaran
Setelah cukup beristirahat kami pergi lagi ke destinasi berikutnya yaitu Pantai Jimbaran. Di sana kami bukan mau main air atau sekedar duduk santai, melaikan kami mau menikmati santapan seafood di tepi pantai. Travelers pasti sudah sering dengar kan seafood jimbaran, kami beruntung bisa datang langsung ke tempatnya.
Jam 4 sore kami berangkat dari hotel, sampai di lokasi sekitar pukul 5 sore. Ternyata saat kami datang matahari masih tinggi alias masih panas, belum ada suasana menjelang sunset, haha. Bali memang masuk wilayah WITA yang paling barat sehingga waktu azan maghrib saja sekitar pukul setengah 7 malam.
![]() |
Suasana pantai sekitar pukul 5 sore |
Seperti biasa, sebelum menuju suatu destinasi, kami mencari informasi dulu. Termasuk rumah makan yang kami kunjungi di Jimbaran. Kami memilih datang ke restoran Hatiku Jimbaran. Restoran ini terletak di pantai jimbaran sebelah selatan, jadi agak jauh dari Bandara Ngurah Rai dan Pasar Kedonganan. Setelah kami pikir-pikir, kami sudah cukup capek bermain di pagi sampai siang harinya, jadi kami memilih untuk ke restoran saja dibanding membeli ikan di Pasar Kedonganan dan meminta dimasak di warung di sekitar sana.
Restoran ini tidak sendirian di sana dan menjadi salah satu restoran di pantai tersebut dengan fasilitas tempat parkir yang menyatu dengan restoran lainnya yang masih dalam satu kompleks. Meski begitu lokasi resto ini tidak terhubung dan sudah berbeda kompleks dengan Pasar Kedonganan ya. Jadi di restoran ini kamu hanya bisa menikmati menu yang memang ditawarkan oleh restoran. Kamu tidak bisa membawa ikan sendiri untuk dimasakkan. Dari sekian rumah makan, saya pilih Hatiku Jimbaran karena dia punya nilai ulasan yang terbaik di Google Maps.
Di sana kami memilih menu bernama "You're in my heart", sebuah paket untuk dua orang. Dari paket itu kami mendapat ikan kuwe bakar ukuran sedang, sate cumi-cumi, udang bakar, dan kerang yang dibalur dengan saus khas Jimbaran serta disediakan 3 jenis sambal khas Indonesia. Selain itu paket sudah termasuk dua nasi putih, tumis kangkung, buah potong, dan dua gelas minuman teh. Harga yang harus kami bayar setelah pajak sekitar 450 ribuan. Memang ini bukan harga yang murah untuk sekedar makan malam berdua, tapi kami memang sengaja mengalokasikan dana untuk bisa makan seafood sambil menikmati sunset di Jimbaran. Anggap saja ini seperti biaya tiket masuk dan biaya wahana wisata.
![]() |
Menu lengkap kecuali minum dan buah |
![]() |
Sunset in Jimbaran |
![]() |
Suasana tepat ketika matahari terbenam |
![]() |
Semakin gelap semakin syahdu |
Mampir Beli Coklat Viral
Sebenarnya perut sudah kenyang setelah makan di Jimbaran. Tapi, sebagai penggemar coklat istriku nggak mau melewatkan kesempatan untuk beli coklat viral, mumpung lagi di Bali katanya. Coklat yang dimaksud adalah Heavenly Chocolate Bali. Awalnya kami kira coklat ini dijual di Candylicious di Beach Walk Kuta, tapi ternyata mereka punya toko sendiri di deretan ruko di Jalan Dewi Sri, daerah Legian, Kuta, Badung, Bali. Coklat yang ditawarkan di sini bentuknya seperti coklat batang yang lebih tebal dengan tekstur jauh lebih lembut. Mereka jual banyak varian, dan beberapa varian mengandung alkohol.
![]() |
Penampakan coklat Heavenly Bali |
Coklat yang kami beli varian Milk Caramel untuk ukuran 1x1 square block harganya setelah pajak hampir 150 ribu Rupiah. Menurutku yang tidak begitu menggilai coklat ini sangat mahal, jadi kalau kalian nggak kepengen banget mending nggak usah FOMO.
Setelah beli kami langsung kembali ke hotel dan buru-buru buka coklatnya. Begini penampakannya:
![]() |
Coklat Heavenly varian Milk Caramel |
Jelajah Bali Hari Ke-4
Pada hari ke-4 kami merencanakan untuk pergi ke Pantai Pandawa, Pantai Melasti, dan Pura Uluwatu. Cerita perjalanan kami pada hari keempat akan aku bagikan di artikel berikutnya, klik di sini untuk membaca. Nggak cuma itu, aku juga bakal share file rencana perjalanan atau travel itinerary kami selama di Bali. Jadi, kamu yang mau ke Bali tanpa tour guide atau travel agent nggak perlu khawatir kebingungan walaupun baru pertama kali ke sana. Pastikan saja kamu baca sampai artikel terakhir ya!
Terima kasih sudah mampir ke maujalan.com, sampai ketemu di artikel ke-4.
Posting Komentar untuk "Jelajah Bali Hari Ketiga: Tanjung Benoa dan Jimbaran"
Posting Komentar